Minggu, 27 Oktober 2013

Awalnya aku ngerasa biasa aja menyaksikan acara pernikahan sepupuku ini di subang. acara resepsi pernikahan yang dimulai dari menerima keluarga besar pria (walau mereka sebenarnya sudah akad nikah, jadi sebetulnya secara hukum sudah menerima keluarga besar pria), lengser, pecah telur, guci dan saweran (layaknya upacara sunda yang lain) hingga acara ramah tamah dan sesi foto-foto. semuanya ga ada yang aneh. 
Hingga kemudian kedua anakku Ihsan dan Intan (bukan anak kembar ya, kebetulan aja nama keduanya berawal dari huruf I) merasa gerah dan mulai ga betah. mereka berlarian kesana kemari, hingga menemukan tempat ideal buat bermain, yaitu di gedung sekolah yang persis terletak di belakang acara prosesi pernikahan. karena sebenarnya lokasi pernikahan ini ya di lapang sekolah yang dipasang tenda.
Di sana kami melihat bingkisan makanan yang banyak sekali hingga menggunung. Entah buat siapa bingkisan makanan itu. Karena penasaran anak-anak memegangnya satu persatu. cuma megang aja kok, ga diambil hehehe...dan cukup dengan megang aja mereka sudah puas. setelah itu bermain lagi di gedung sekolah. Aku pikir makanan-makanan itu pastinya untuk orang-orang yang 'titip amplop' karena tidak bisa datang.
Hingga akhirnya aku tahu untuk siapa bingkisan makanan yang menggunung itu setelah panitia mengumumkan pembagian makanan untuk warga miskin dan yatim piatu. Tak tanggung-tangung jumlah yang diberi sebanyak 320 orang yang sudah mendapatkan tiket. Dan mereka tak usah memasukkan 'amplop' dulu ke dalam tempat uang. Ketika saatnya tiba, sebanyak 320 orang mengantri dari anak-anak hingga lansia. Pakaian yang mereka kenakan seperti layaknya kehidupan mereka sehari-hari, tanpa gincu dan bedak, tanpa ada pakaian mahal dan sepatu kulit. bahkan ada dari mereka tak memakai alas kaki.
Dengan bantuan panitia, satu persatu mereka menyalami pengantin dan menerima amplop dari pengantin. hehe..bukan ngasih amplop ya...tapi menerima amplop. Terlihat pengantin wanita memegang gepokan amplop tuk dibagikan kepada meraka yang datang. Dan setelah menerima amplop mereka pun mendapatkan bingkisan makanan yang tadi kami lihat di belakang tenda. Terlihat wajah-wajah yang berseri-seri, senangnya melihat mereka senang.
Wah...wah...spektakuler banget ya pengantin ini, bener-bener di luar dugaan. Baru kali ini aku menyaksikan  acara pernikahan yang bagi-bagi amplop dan bingkisan makanan. Hanya Allahlah yang akan membalas kebaikan mereka semua. Aamiin.
Dalam gerahnya kota Subang, aku bersyukur ada hikmah dan ilmu yang bisa aku petik dari sana. Untuk menderma kita bisa melakukannya kapanpun kita mau. 
Dan satu lagi, ternyata seorang muslim itu wajib kaya, agar bisa memberi kepada yang lain. Kaya yang bisa membuat kita bermanfaat bagi orang lain, bukan kaya yang sombong bin congkak ya.
Yukk, siapa yang mau mengikuti pengantin ini dalam menderma??

Selasa, 22 Oktober 2013

KREASI ANAK

"Ma, liat ni gambar Ihsan," pinta anak lelakiku ceria.
awalnya aneh liat gambar ini.  "Ini gambar apa?" tanyaku heran. Ihsan menjelaskan bahwa dia utak atik netbook mamanya dan jadilah ini...
terus terang, jika yang menggambar ini orang dewasa yang sudah ahli pastilah ini sesuatu yang biasa saja. tapi gambar ini dihasilkan lewat anak 8 tahun yang utak atik sendiri netbook mamanya. tanpa ada pengarahan sedikitpun.
aku bergidik ngeri campur kagum.
dalam hatiku berkata takjub, "aku memiliki wonderful son. apa yang harus aku lakukan tuk mengasahnya?"
ada masukan teman-teman? karena aku benar-benar ingin yang terbaik tuk masa depan dan perkembangan anak-anakku.